Tanah dan Keberlangsungan Hidup - POJOK IPA -->

Pages

Tanah dan Keberlangsungan Hidup

TANAH DAN KEBERLANGSUNGAN HIDUP

Rangkuman Materi IPA Kelas 9

A.   Peran tanah dan organisme tanah bagi keberlangsungan kehidupan

Peran tanah bagi kehidupan di bumi, misalnya :

a.       Tempat hidup hewan dan bakteri

b.      Penunjang kesehatan dan penyedia keperluan manusia

c.       Penyedia dan penyaring air

Organisme tanah atau disebut juga biota tanah merupakan semua makhluk hidup baik hewan (fauna) maupun tumbuhan (flora) yang seluruh atau sebagian dari fase hidupnya berada dalam sistem tanah. Di dalam rantai makanan organisme ini menempati kedudukan yang tertinggi yaitu sebagai pengurai, tidak bisa dibayangkan andai tidak ada pengurai maka semua bangkai baik tumbuhan maupn hewan tidak dapat diuraikan. Aktivitas biologis yang ada di tanah 80-100% dilakukan oleh jamur dan bakteri. Beberapa contoh mikroorganisme dalam tanah antara lain sebagai berikut:

No.

Jenis Mikroorganisme

Peran dan Fungsi

Contoh

1.

Bakteri

1.   Perubah bahan organik

2.   Memonopoli dalam reaksi enzimatik (oksidasi dan Fiksasi)

3.   Senyawa ekstraselluler berperan sebagai pengikat (binding agent) partikel-partikel tanah

Nitrosomonas, Ozotobakter, dan Rizobium

2.

Protozoa

1.   Mempercepat tersedianya unsur hara bagi tanaman

2.   Dekomposisi bahan organik

3.   Memangsa bakteri dan jamur

Amoeba, Siliata, dan Flagelata

3.

Jamur (fungi)

1.   Sangat penting dalam dekomposisi senyawa organik yang resisten terhadap pelapukan (lignin)

2.   Hifanya berperan penting dalam pembentukan struktur (mengikat partikel tanah)

3.   Beberapa jenis jamur bersimbiose dengan perakaran tanaman untuk meningkatkan pengambilan air dan hara serta menekan populasi penyakit

Mikoriza dan Rhizobium

  Hasil dari aktivitas biologis yang dilakukan oleh hewan, jamur, dan mikroorganisme inilah yang dapat mempengaruhi kesuburan, tekstur tanah, dan kegemburan tanah.

Tentang peranan organisme dalam tanah dapat bersifat menguntungkan misalnya sebagai :

-       dekomposer

-       detritivor

-       pengendalian  pathogen penyebab penyakit

-       pengikat nitrogen bebas ( pereaksi kimia)

-       pengurai polutan dalam tanah

-       pembentukan tekstur tanah

-       pengatur kegemburan dan struktur tanah.

Peran yang tidak menguntungkan juga ada misalnya bakteri dan jamur yang bersifat pathogen dapat menyebabkan penyakit pada tanaman.

 

B.   Proses Pembentukan Tanah dan Komponen Penyusun Tanah

1.     Proses pembentukan tanah

Proses pembentukan tanah yang berasal dari batuan-batuan besar dipengaruhi oleh banyak faktor. Akan tetapi, secara umum proses ini melewati 4 tahapan besar, yakni proses pelapukan batuan, pelunakan struktur, tumbuhnya tumbuhan perintis, dan proses penyuburan. Berikut akan dijelaskan keempat proses terbentuknya tanah tersebut.

a.        Pelapukan batu-batuan

Pelapukan kimiawi 

Dipengaruhi oleh hujan asam yang sering terjadi di awal proses terbentuknya bumi. Asam yang dihasilkan dari kondensasi metana, sulfur, dan klorida dan terbawa ke dalam hujan bersifat sangat korosif, sehingga dapat mengikis batuan-batuan tersebut secara kimia. Hujan asam ini terjadi sangat sering, sehingga pelapukan dapat terjadi hingga batuan-batuan yang letaknya lebih dalam.

Pelapukan fisik 

Dipengaruhi oleh perubahan iklim dan cuaca yang terjadi dengan sangat ekstrim. Perubahan suhu secara drastis membuat ikatan batuan menjadi lapuk dan mudah mengalami cracking (pemecahan). Perlu diketahui bahwa, dalam pelapukan fisik, struktur kimia dari batuan tidak berubah sama sekali, oleh karena itu mineral yang terkandung dari hasil pelapukan tetap sama.
Pelapukan biologi 

Umumnya tidak terjadi saat awal proses pembentukan tanah. Jenis pelapukan ini berlangsung secara terus menerus setelah tanah terbentuk dan siap digunakan sebagai media hidup beragam jenis hewan dan tumbuhan mikro. Bisa dikatakan bahwa pelapukan biologi adalah pelapukan penyempurna dari sifat-sifat tanah yang nantinya terbentuk.

b.        Proses pelunakan struktur

Batuan-batuan remah yang terbentuk dari proses pelapukan kemudian mengalami pelunakan. Dalam hal ini, air dan udara memegang peranan sangat besar. Kedua zat tersebut masuk dan merembes ke dalam sela-sela remahan batuan untuk melunakan struktur batuan.

c.         Tumbuhnya tumbuhan perintis

Setelah tahapan pelunakan struktur batuan selesai, proses pembentukan tanah dilanjutkan dengan tumbuhnya beragam jenis tumbuhan perintis. Tumbuhan-tumbuhan ini berukuran lebih besar dari lumut, sehingga akar-akar yang masuk ke dalam batuan yang telah lunak dapat membantu memecah batuan tersebut. Selain itu, asam humus yang mengalir dari bagian permukaan batuan membuat batuan yang berada di bagian dalam dapat melapuk secara sempurna. Pada tahapan inilah proses pelapukan biologi dimulai. 

d.        Proses penyuburan

Di tahap ini, tanah yang terbentuk mulai mengalami proses pengayaan bahan-bahan organik. Tanah yang awalnya hanya mengandung mineral-mineral yang berasal dari proses pelapukan batuan akan bertambah subur dengan adanya pelapukan materi-materi organik yang berasal dari hewan dan tumbuhan yang mati di permukaan. Mikroorganisme tanah memegang peran penting dalam hal ini. 

 

2.    Lapisan –lapisan Tanah

Ketika tanah digali sampai dalam biasanya akan tampak lapisan- lapisan tanah (horizon tanah) yang memiliki gradasi warna yang berbeda seperti ditunjukkan gambar.

 

Tanaman memperoleh makanan dari lapisan teratas, dan lapisan ini juga rentan terhadap bencana longsor, banjir dan erosi jika tidak ada tanaman di atasnya.

C.  Komponen Tanah

Secara umum tanah ini terdiri atas empat komponen utama. Adapun komponen- komponen atau bahan- bahan penyusun tanah adalah bahan mineral, bahan organik, air, udara, dan juga kehidupan jasad renik atau mikroorganisme. Tanah mempunyai kandungan bahan- bahan tersebut dalam jumlah yang tidak sama. Perbedaan inilah yang menyebabkan tanah digolongkan menjadi beberapa jenis tanah.

a.        Bahan mineral

Mineral ini merupakan hasil perombakan bahan- bahan batuan dan juga bahan anorganik yang terdapat di permukaan Bumi.

Tanah yang subur memiliki pH sekitar 7. Pada kisaran pH 7, tumbuhan dapat menyerap nutrisi secara optimal. Warna tanah berkaitan dengan tingkat kesuburan tanah. Semakin gelap warna tanah, kandungan bahan organiknya tinggi. Warna tanah gelap menyerap panas lebih cepat dibandingkan warna terang. 

Partikel mineral ini terkandung di dalam tanah sebanyak 45%. Selain itu, tanah mineral juga dapat dibedakan menjadi mineral primer dan juga mineral sekunder. Bahan mineral dibedakan menjadi 2 yaitu :

Mineral primer merupakan mineral yang berasal dari batuan secara langsung yang dilapuk terdapat pada fraksi pasir dan pembentukan tanah berlangsung dan terdapat pada fraksi liat.

Mineral sekunder disebut juga sebagai mineral liat, yaitu mineral yang terdapat pada jenis mineral Kaolinit, Haloisit, Montmorilonit, dan lain sebagainya.

b.        Bahan-bahan organik atau humus

Humus, yakni sebuah bahan yang dapat membuat tanaman menjadi subur Adapaun bahan- bahan organik atau humus ini berasal dekomposisi dari sisa- sisa tanaman dan juga binatang, serta berbagai hasil dari kotoran. Meskipun jumlah bahan organik dalam tanah tidakl terlalu banyak, namun memiliki peran yang sangat penting, antara lain :

-          sebagai glanulator yang memperbaiki struktur tanah

-          sumber unsur hara bagi tanah

-          meningkatkan kemampuan tanah dala mengikat air

-          meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat unsur-unsur hara

-          sebagai sumber energi bagi organisme.

c.         Air

Bahan penyusun tanah selanjutnya adalah air. Air merupakan zat cair yang dapat meresap di dalam air. Air merupakan komponen yang bersifat dinamis. Air di dalam tanah menempati pada pori- pori tanah. Air di dalam tanah menempati porsi sebanyak 25%. Keberadaan air di dalam tanah merupakan akibat dari kemampuan tanah dalam menyerap air melalui mekanisme

-          kohesi

-          adhesi

-          gravitasi.

d.        Udara

Komponen atau bahan penyusun tanah yang selanjutnya adalah udara. Udara merupakan barang bebas yang dapat kita temui dimana saja, termasuk di dalam tanah. Di dalam tanah, udara ini mempunyai porsi sebesar 25% atau seperempat dari jumlah keseluruhan. Kandungan udara yang ada di dalam tanah memungkinkan mikroorganisme tanah dapat hidup dan juga bermetabolisme. Sifat keberadaan udara di dalam tanah ini dinamis dan sangat memungkinkan dapat terdorong keluar dari tanah ketika kandungan air tanah ini meningkat. Sama seperti dengan air, udara juga menempati tanah di dalam pori- porinya.

e.         Kehidupan jasad renik atau mikroorganisme

Salah satu komponen atau bahan penyusun tanah yang selanjutnya adalah kehidupan jasad renis yang ada di tanah. Komponen ini merupakan komponen tambahan atau bahan penyusun tanah tambahan.

Adapun beberapa jasad renik atau mikroorganisme yang hidup di tahan antara lain adalah

-          cacing tanah

-          bakteri

-          juga jamur.

Jasad renik atau mikroorganisme ini bisa menyerupai binatang maupun tumbuhan. Adapun keberadaan jasad renik ini akan membantu proses pelapukan..

D.   Upaya Menjaga Kelestarian Tanah

Tanah merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari bahan organik dan juga mineral. Tanah juga merupakan tempat hidup bagi  berbagai mikroorganisme, selainitu tanah memiliki peran penting dalam kehidupan tanaman, yakni sebagai penyedia unsur hara, menyimpan air untuk tumbuhan serta sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar yang menopang tegaknya tanaman. Melihat pentingnya tanah dalam kehidupan perlu kiranya dilakukan upaya menjaga kelestariannya, karena tanah dapat mengalami kerusakan maupun berkurang tingkat kesubarannya akibat banjir, tanah longsor dan erosi. Upaya menjaga kelestarian tanah dapat dilakukan dengan :

1)        Penghijauan

Penghijauan atau reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang gundul.. Penghijauan dapat dilakukan pada tanah-tanah yang sedang tidak digunakan untuk bercocok tanam atau lahan kritis akibat bencana alam dan aktivitas pertambangan. Penanaman kembali dengan tanaman penutup  ini berfungsi menahan air hujan agar tidak langsung mengenai permukaan tanah, agar tanah tidak menjadi gersang, dan meningkatkan kadar bahan organik.  Selain itu juga mengurangi kerusakan tanah yang disebabkan oleh sinar matahari, tanah longsor dan juga banjir.

2)        Menerapkan Wanatani

Wanatani atau agroforestry yaitu  bentuk upaya pelestarian tanah yang dilakukan dengan cara menggabungkan antara tanaman tahunan dengan tanaman komoditas pertanian yang ditanam secara bersama- sama atau bergantian. Tanaman tahunan tersebut dapat berupa pohon- pohonan yang dapat mengurangi erosi tanah. Sedangkan tanaman komoditas pertanian dapat memberikan efek perlindungan bagi tanah dari tetesan air hujan yang juga mampu merusak tanah.

3)        Mengurangi pencemaran

Dengan cara menertibkan pembuangan sampah dan daur ulang sampahPerlu dilakukan pembuangan limbah yang efektif dan aman sehingga logam berat dan zat- zat berbahaya yang sulit hancur tidak menyebabkan polusi tanah.

4)        Menggunakan pupuk kimia secara bijaksana

Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan terus menerus dapat menyebabkan pencemaran tanah.

5)        Pengolahan tanah yang tepat untuk pertanian monokultur

Pertanian monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman dalam jangka waktu tertentu dan berlangsung terus menerus, pengolahan tanah monokultur dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah. Perlu adanya penanaman rotasi atau pergiliran tanaman.

6)        Menerapkan metode mekanik dalam konservasi tanah

Metode mekanik merupakan salah satu usaha pengawetan tanah yang bertujuan untuk mengendalikan erosi tanah. Metode tersebut meliputi :

·      Terrassering penterasan lahan  miring )  

Lahan lereng yang dibuat bertingkat- tingkat ini bertujuan  untuk memperkecil kemiringan lereng dan  mengurangi panjang lereng. Dengan berkurangnya kemiringan dan panjang lereng maka akan mengurangi kecepatan air dan menampung air yang meresap ke dalam

·      Contour tillage / contour farming pengolahan tanah sejajar dengan garis kontur)

Tujuan dari cara pengolahan tanah ini adalah untuk membuat pola berupa rongga- rongga pada tanah  yang sejajar dengan kontur tanah. Pola ini membentuk igir- igir kecil yang dapat memperbesar infilrasi air dan memperlambat aliran air.

·      Contour plowing 

Teknik membajak tanah yang mana dilakukan searah dengan garis kontur sehingga tanah mempunyai alur – alur horizontal untuk mencegah terjadinya erosi.

·      Pembuatan cek dam 

Pembuatan bendungan kecil dimaksudkan agar air dapat dibendung kemudian dialirkan ke parit- parit sehingga dapat disalurkan untuk irigasi. Hal tersebut dapat mengendalikan proses erosi tanah oleh air, menebalkan lapisan tanah dan produktivitas tanah menjadi lebih tinggi.

·      Pembuatan pematang

Tujuan dari pembuatan pematang dan saluran air yang sejajar dengan garis kontur adalah untuk menahan aliran air dan disalurkan ke daerah lain yang aman dari bahaya erosi dan tanah longsor.

 

UJI KOMPETENSI 

0 Response to "Tanah dan Keberlangsungan Hidup"

Post a Comment

Iklan Atas

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel