Sistem Indera pada Manusia, Materi IPA SMP Kelas 9 Kurikulum Merdeka - POJOK IPA -->

Pages

Sistem Indera pada Manusia, Materi IPA SMP Kelas 9 Kurikulum Merdeka

 Sistem Indera pada Manusia

Indera manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang sangat peka terhadap rangsangan tertentu.
Ada lima macam indera pada manusia, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit.
Kelima alat indera ini akan berfungsi dengan baik jika:
saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan baik,  
otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik,  
alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya.
Kamu akan belajar lebih mendalam tentang alat-alat indera yang kamu miliki pada penjelasan berikut.

1.       Mata

Bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak.

Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga otot penggerak mata, yaitu:

-            Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola mata.  

-            Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam.  

-            Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah.

Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat kelopak mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator palpebralis superior.

a.    Bagian-bagian mata

Bola mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu sklera atau selaput putih, koroid atau selaput hitam, dan retina atau selaput jala.

1)    Selaput putih

Sklera

Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih.

Fungsi dari selaput ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan bentuk biji mata.

Sklera akan membentuk kornea.

Kornea

Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata.

Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva.

Kornea selalu dibasahi oleh air mata.

2)    Selaput hitam

koroid

Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak mengandung pembuluh darah.

Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata bagian dalam.

Pada koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik dekat mata, dan titik jauh mata.

Iris

Iris adalah selaput mata yang merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata yang telah melepaskan diri.

Iris atau selaput pelangi memiliki pigmen atau warna yang akan menentukan warna mata seseorang, yaitu warna mata biru, hitam, cokelat, abu-abu, dan hijau.

Pupil

Pupil adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata.

Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak.

Sebaliknya, jika cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan.

Lensa mata

Lensa mata berada di belakang iris. Lensa mata memiliki daya akomodasi, yaitu kemampuan untuk mencembung (menebal) dan mencekung (menipis).

Mencembung dan mencekungnya lensa mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat.

Jarak benda yag dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik dekat mata.

Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh pada mata normal adalah tak terhingga.

3)    Selaput Jala

Retina

Selaput jala disebut juga retina.

Retina adalah lapisan paling dalam pada mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada retina terdapat bintik kuning dan bintik buta.

Bintik kuning

Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita bisa melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini.

Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan protein iodopsin

Iodopsin (dikenal juga sebagai Opsin kerucut) adalah protein sel fotoreseptor yang terdapat di sel kerucut pada retina, yang merupakan dasar dari penglihatan warna.

Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan protein mata yang disebut rodopsin.

Rodopsin adalah pigmen yang ada di sel foto reseptor dari organ retina yang bertanggung jawab terhadap persepsi cahaya.

Rodopsin dapat terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A. 

Jika kita berpindah dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak dapat melihat dengan jelas beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada waktu di tempat teduh diperlukan protein rodopsin yang merupakan penggabungan antara iodopsin dan vitamin A.

Untuk pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh.

Bintik buta

Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya.

b.    Proses melihat

Mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut.

1)    Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan diteruskan melalui pupil.

2)    Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.

3)    Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning.

4)    Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke otak.

5)    Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.


c.     Gangguan pada mata (Materi Pengayaan)

Pernahkah kamu menjumpai anak pakai kaca mata? Tahukah kamu mengapa anak tersebut pakai kaca mata?

Keadaan mata setiap anak berbeda-beda. Ada mata normal dan mata tidak normal. Mata tidak normal berarti mempunyai kelainan.

Seseorang tidak bisa melihat suatu benda yang seharusnya dapat dilihat dengan mata normal, itu bertanda mata orang tersebut mengalami gangguan berupa kelainan pada mata.

Orang yang bisa melihat dengan normal tanpa bantuan kaca mata disebut emetropi. Ada beberapa kelainan pada mata, yaitu:

1)    Rabun dekat

Rabun dekat disebut hipermetropi. Rabun dekat adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang dekat.

Hal ini disebabkan oleh ukuran bola mata yang pendek sehingga bayangan jatuh di belakang retina.

Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil tiduran akan mempercepat timbulnya cacat mata.

Rabun dekat dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cembung.

Lensa cembung merupakan lensa positif

2)    Rabun jauh

Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berjarak jauh.

Rabun jauh disebut miopi.

Penyebab rabun jauh adalah ukuran bola mata terlalu panjang dari ukuran normal sehingga bayangan benda jatuh di depan retina.

Rabun jauh dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cekung.

Lensa cekung merupakan lensa negatif.

3)    Rabun jauh dan dekat

Rabun jauh dan dekat disebut juga presbiopi atau rabun tua.

Mengapa presbiopi dikatakan rabun tua? Karena kelainan mata ini biasanya diderita oleh orang yang sudah tua atau kira-kira berumur di atas 45 tahun.

Penderita presbiopi tidak mampu melihat benda yang terlalu jauh dan terlalau dekat.

Supaya penderita presbiopi dapat melihat dengan jelas, maka dibutuhkan kaca mata rangkap, yaitu kaca mata cembung dan cekung.

4)    Rabun senja

Rabun senja atau rabun ayam adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berada di tempat remangremang dan di malam hari.

Gangguan ini disebabkan oleh kekurangan vitamin A, sehingga sel batang tidak berfungsi karena protein rodopson tidak terbentuk.

Orang yang menderita rabun senja harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A.

5)    Buta warna

Buta warna adalah ketidakmampuan mata untuk membedakan warna. Penyakit ini bersifat menurun.

Buta warna ada dua macam, yaitu buta warna total dan buta warna separuh.

Buta warna total hanya mampu melihat warna hitam putih saja.

Sedangkan buta warna separuh tidak bisa melihat warna tertentu, yaitu merah, biru, dan hijau.

6)    Katarak

Katarak atau bular mata merupakan gangguan penglihatan. Penyebab katarak adalah lensa mata keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina.

Penderita ini umumnya berumur di atas 55 tahun.

Kelainan mata ini dapat diatasi dengan operasi mata.

7)    Juling

Juling adalah kelainan mata yang disebabkan oleh ketidakserasian otot-otot mata.

Jika penderitanya masih anak-anak, maka dapat diperbaiki dengan jalan operasi.

8)    Astigmatisme

Astigmatisme atau mata silindris adalah gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa mata atau kornea tidak rata.

Penderita gangguan ini tidak mampu melihat garis vertikal dan horisontal.

Gangguan mata ini dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata yang berlensa silindris.

2.       Telinga

Telinga merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara.

Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz.
Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia.

a.    Bagian-bagian telinga

Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian tengah, dan bagian dalam.

1)    Telinga bagian luar

Telinga bagian luar terdiri atas:

-        Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.

-        Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.  

-        Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara.  

-        Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara.


2)    Telinga bagian tengah

Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani.
Fungsi dari telinga bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke telinga bagian dalam.
Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga tulang pendengaran.  

-        Saluran Eustachius,

berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa, dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.

-        Tulang pendengaran,

berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga bagian dalam.

Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi.

Tulang-tulang ini menghubungkan gendang telinga dan tingkap jorong.


3)    Telinga bagian dalam

Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah sebagai berikut.

-        Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.

-        Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran.  

-        Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.

b.    Proses mendengar

-        Suara yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke gendang telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar.

-        Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput.

-        Di dalam rumah siput, cairan limfe akan bergetar sehingga merangsang ujung-ujung saraf pendengaran dan menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak.

-        Di dalam otak, impuls tersebut akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan mengenali suara tersebut.


c.     Gangguan pada telinga

Gangguan pada telinga menyebabkan ketulian atau kekurangtajaman pendengaran.
Ada dua penyebab gangguan telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi dan gangguan saraf.            Gangguan telinga yang disebabkan oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa diatasi menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar gelombang suara sebelum suara masuk ke telinga. Ada bermacam gangguan telinga, yaitu:

1. Otitis Media

Otitis media adalah infeksi telinga tengah yang umumnya disebabkan oleh virus atau bakteri. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak. Saat terjadi infeksi, saluran Eustachius (yang menghubungkan telinga tengah ke belakang hidung) bisa tersumbat, menyebabkan penumpukan cairan. Gejalanya termasuk nyeri telinga, demam, telinga terasa penuh, dan terkadang keluarnya cairan atau nanah dari telinga.

2. Tinnitus

Tinnitus adalah sensasi mendengar suara, seperti denging, desis, atau dengungan, padahal tidak ada sumber suara eksternal. Tinnitus bukanlah penyakit, melainkan gejala dari kondisi lain. Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti paparan suara keras dalam jangka waktu lama, penumpukan kotoran telinga, atau bahkan kondisi medis yang lebih serius seperti penyakit jantung atau tekanan darah tinggi. Tinnitus dapat bersifat sementara atau permanen.

3. Otosklerosis

Otosklerosis adalah pertumbuhan tulang abnormal di telinga tengah yang menyebabkan tulang-tulang kecil di dalamnya (terutama tulang stapes) menjadi kaku. Kekakuan ini menghambat getaran suara untuk diteruskan ke telinga bagian dalam, yang pada akhirnya menyebabkan gangguan pendengaran yang bisa memburuk seiring waktu. Penyebab pasti otosklerosis tidak diketahui, tetapi faktor genetik dan riwayat keluarga sering menjadi pemicu.

3. Presbikusis

Presbikusis (atau presbycusis dalam bahasa Inggris) adalah penurunan pendengaran yang terjadi secara bertahap dan simetris (pada kedua telinga) akibat proses penuaan. Ini adalah kondisi yang sangat umum terjadi pada lansia, biasanya mulai setelah usia 50 tahun.

3.       Hidung

Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berupa gas.

Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau.
Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.


Gambar 3.11 Bagian-bagian hidung

-        Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita.

-        Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan meransang rambut-rambut halus pada sel pembau.

-        Sel pembau akan meneruskan rangsangan ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.


Berbagai kondisi dan penyakit dapat mengganggu fungsi hidung, baik secara fisik maupun sensorik. Berikut adalah beberapa gangguan dan penyakit umum pada indera hidung:

1. Rhinitis

Rhinitis adalah peradangan pada selaput lendir di dalam hidung. Kondisi ini menyebabkan hidung meler, gatal, dan tersumbat. Rhinitis dibagi menjadi dua jenis utama:

  • Rhinitis Alergi: Disebabkan oleh reaksi alergi terhadap zat pemicu (alergen), seperti debu, serbuk sari, bulu hewan, atau jamur.

  • Rhinitis Nonalergi: Terjadi akibat iritasi oleh faktor lain, seperti asap rokok, polusi udara, perubahan cuaca, atau aroma yang menyengat.

2. Sinusitis

Sinusitis adalah peradangan pada sinus, yaitu rongga-rongga berisi udara di belakang tulang wajah yang terhubung dengan hidung. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Sinusitis menyebabkan hidung tersumbat, nyeri dan tekanan pada wajah, sakit kepala, dan terkadang demam. Peradangan ini dapat mengganggu kemampuan mencium bau karena menghalangi jalur udara.

3. Polip Hidung

Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan lunak yang tidak bersifat kanker (jinak) di dalam saluran hidung atau sinus. Polip hidung berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi jika berukuran besar atau berjumlah banyak, dapat menyumbat saluran pernapasan. Gejala yang sering muncul mirip dengan pilek yang tidak kunjung sembuh, termasuk hidung tersumbat dan penurunan indera penciuman.

4. Anosmia

Anosmia adalah kondisi hilangnya kemampuan untuk mencium bau secara sebagian (hiposmia) atau seluruhnya. Anosmia dapat bersifat sementara atau permanen, tergantung pada penyebabnya. Beberapa penyebab anosmia antara lain:

  • Infeksi Saluran Pernapasan Atas: Seperti pilek, flu, atau COVID-19, yang dapat merusak sementara sel-sel penciuman.

  • Penyumbatan Fisik: Polip hidung atau tumor yang menghalangi aliran udara ke saraf penciuman.

  • Kerusakan Saraf: Cedera kepala, proses penuaan, atau penyakit neurodegeneratif (seperti Alzheimer dan Parkinson) yang merusak saraf penciuman.

4.       Lidah

Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan.

Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah vavila pengecap atau kuncup pengecap.

Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Tidak semua bagian lidah peka terhadap zat kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu.
Pada saat kita makan sambal, kita sering merasakan kepedasan.
Rasa pedas bukan hasil dari kepekaan rasa pada kuncup pengecap.
Tetapi merupakan suhu panas pada papilla sehingga mengembang dan menyebabkan timbulnya rasa pedas.

Berikut adalah beberapa gangguan dan penyakit yang dapat memengaruhi indera lidah:

1. Gangguan Rasa (Taste Disorders)

Ini adalah masalah yang secara langsung memengaruhi kemampuan seseorang untuk merasakan atau membedakan rasa.

  • Ageusia: Kondisi di mana seseorang kehilangan kemampuan mencium bau secara total. Lidah menjadi hambar dan tidak bisa merasakan rasa manis, asin, asam, pahit, atau umami.

  • Hipogeusia: Penurunan kepekaan indera pengecap. Penderita masih bisa merasakan rasa, tetapi sensasinya jauh lebih lemah dari normal.

  • Disgeusia: Gangguan yang menyebabkan adanya rasa yang tidak normal atau tidak menyenangkan di mulut, seperti rasa logam, pahit, atau asam, meskipun tidak sedang makan.

  • Fantogeusia: Sensasi rasa yang tidak nyata atau terdistorsi, di mana penderita merasakan rasa tertentu padahal tidak ada makanan atau minuman di dalam mulut.

2. Infeksi dan Peradangan

Kondisi ini sering menyebabkan nyeri dan perubahan tampilan pada lidah.

  • Glossitis: Peradangan pada lidah yang menyebabkan lidah bengkak dan kemerahan. Kondisi ini dapat membuat permukaan lidah menjadi licin dan kehilangan papila (tonjolan kecil di permukaan lidah).

  • Kandidiasis Mulut (Oral Thrush): Infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Ditandai dengan munculnya bercak putih seperti keju di permukaan lidah dan bagian dalam mulut.

  • Sariawan: Luka kecil yang terasa perih di lidah atau area mulut lainnya. Luka ini berbentuk bulat atau oval dengan bagian tengah berwarna putih kekuningan.

  • Lidah Geografik (Geographic Tongue): Kondisi jinak yang menyebabkan munculnya bercak-bercak tidak beraturan di permukaan lidah, seperti peta. Pola bercak ini bisa berpindah-pindah.

3. Kelainan Lain

  • Sindrom Lidah Terbakar (Burning Mouth Syndrome): Sensasi terbakar atau perih yang kronis di lidah, bibir, atau langit-langit mulut tanpa penyebab fisik yang jelas.

  • Leukoplakia: Bercak putih tebal pada lidah dan mulut yang tidak bisa dihilangkan dengan menggosok. Kondisi ini bisa menjadi tanda awal kanker mulut dan sering dikaitkan dengan kebiasaan merokok.

  • Lidah Berbulu (Hairy Tongue): Kondisi di mana papila di lidah memanjang dan menjadi tempat menumpuknya bakteri, sisa makanan, dan sel mati, sehingga lidah tampak berbulu dan bisa berwarna hitam atau coklat.

.
Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau kekurangan vitamin C.

5.       Kulit

Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit.

Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada kulit.

Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu

-        ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit,

-        ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang berselaput ada lima macam, bisa kamu lihat dalam tabel berikut.

Korpuskel pacini , Tekanan

Korpuskel ruffini , Panas

Korpuskel krause , Dingin

Korpuskel meissner , Sentuhan

.

(Sumber: Biology, Moder S.S)

Berikut adalah beberapa contoh umum:

1. Eksim (Dermatitis Atopik)

Eksim adalah kondisi peradangan kulit kronis yang menyebabkan kulit menjadi merah, gatal, kering, dan bersisik. Penyakit ini sering kali muncul di lipatan siku, belakang lutut, dan leher. Eksim bukanlah penyakit menular, tetapi dapat sangat mengganggu kualitas hidup penderitanya karena rasa gatal yang intens.

2. Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan sel-sel kulit tumbuh terlalu cepat, sehingga menumpuk di permukaan kulit. Kondisi ini membentuk bercak tebal berwarna merah yang ditutupi sisik putih keperakan. Bercak ini dapat terasa gatal atau perih dan paling sering muncul di lutut, siku, batang tubuh, dan kulit kepala.

3. Panu (Tinea Versicolor)

Panu adalah infeksi jamur pada kulit yang disebabkan oleh jamur Malassezia. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak-bercak kecil yang lebih terang atau lebih gelap dari warna kulit normal. Panu sering muncul di dada, punggung, leher, atau lengan, dan biasanya tidak terasa gatal.

4. Kurap (Tinea Corporis)

Kurap adalah infeksi jamur menular yang menyebabkan ruam melingkar berwarna merah dan gatal dengan tepi yang sedikit menonjol. Bagian tengah ruam sering kali lebih jernih, sehingga menyerupai cincin atau "kurap". Jamur penyebabnya dapat menular melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi.

5. Kudis (Skabies)

Kudis adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh tungau kecil yang menggali liang di bawah kulit. Tungau ini menyebabkan rasa gatal hebat, terutama di malam hari, dan munculnya ruam kecil atau bintik-bintik merah di antara jari-jari, pergelangan tangan, siku, dan area lipatan kulit lainnya.

6. Biduran (Urtikaria)

Biduran adalah reaksi kulit yang menyebabkan munculnya bentol-bentol gatal berwarna merah atau putih pucat. Bentol ini bisa muncul dan hilang dengan cepat. Biduran sering kali dipicu oleh reaksi alergi terhadap makanan, obat-obatan, sengatan serangga, atau faktor lingkungan lainnya.

0 Response to "Sistem Indera pada Manusia, Materi IPA SMP Kelas 9 Kurikulum Merdeka"

Post a Comment

Iklan Atas

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel