PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2019 tentang Ujian Nasional - POJOK IPA -->

Pages

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2019 tentang Ujian Nasional


SALINAN















PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 43 TAHUN 2019

TENTANG

PENYELENGGARAAN UJIAN YANG DISELENGGARAKAN SATUAN PENDIDIKAN DAN UJIAN NASIONAL


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA



MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,





Menimbang    :
a.
bahwa sistem pendidikan harus mendorong tumbuhnya


praktik belajar-mengajar yang menumbuhkan daya nalar


dan karakter peserta didik secara utuh;

b.
bahwa   untuk   mendorong   praktik   belajar-mengajar
sebagaimana  dimaksud  dalam  huruf  a,  satuan pendidikan   diberikan   keleluasaan   untuk   berinovasi dalam menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada peserta didik;
c.     bahwa pengaturan mengenai penilaian hasil belajar oleh satuan             pendidikan  dan  penilaian  hasil  belajar  oleh Pemerintah  Pusat  belum  dapat  mengakomodir kebutuhan hukum di masyarakat;
d.    bahwa     berdasarkan     pertimbangan     sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan    Menteri    Pendidikan    dan Kebudayaan   tentang    Penyelenggaraan    Ujian    yang Diselenggarakan Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional;






Mengingat      :  1.    Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan                      Nasional    (Lembaran    Negara    Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2.     Undang-Undang    Nomor    39    Tahun    2008   tentang Kementerian                        Negara    (Lembaran    Negara    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3.     Undang-Undang    Nomor    23    Tahun    2014   tentang Pemerintahan    Daerah   (Lembaran   Negara   Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan      Daerah   (Lembaran   Negara   Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4.     Peraturan  Pemerintah  Nomor  19  Tahun  2005  tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar  Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia   Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
5.     Peraturan  Presiden  Nomor  72  Tahun  2019  tentang Kementerian                       Pendidikan  dan  Kebudayaan  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 207);
6.    Peraturan  Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan  Nomor

23  Tahun  2016  tentang  Standar  Penilaian  Pendidikan

(Berita  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  2016  Nomor

897);






MEMUTUSKAN:

Menetapkan   :  PERATURAN  MENTERI  PENDIDIKAN  DAN  KEBUDAYAAN TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN YANG DISELENGGARAKAN SATUAN PENDIDIKAN DAN UJIAN NASIONAL.


BAB I KETENTUAN UMUM


Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1.     Satuan Pendidikan adalah satuan pendidikan dasar dan menengah yang meliputi Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Dasar Teologi  Kristen (SDTK), Sekolah  Dasar  Luar  Biasa  (SDLB),  Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK), Sekolah Menengah   Pertama   Luar   Biasa   (SMPLB),   Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Agama Kristen (SMAK), Sekolah Menengah Agama               Katolik   (SMAK),   Sekolah   Menengah   Teologi Kristen (SMTK), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB),        Sekolah   Menengah   Kejuruan   (SMK),   dan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan Program Paket            A/Ula,  Paket  B/Wustha,  dan  Program  Paket C/Ulya.
2.     Jenjang  Pendidikan  adalah  tahapan  pendidikan  yang ditetapkan berdasarkan  tingkat  perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
3.     Badan  Standar  Nasional  Pendidikan  yang  selanjutnya disingkat BSNP adalah badan mandiri dan profesional yang bertugas    mengembangkan,    memantau,    dan mengendalikan Standar Nasional Pendidikan.
4.     Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi      belajar   dan/atau   penyelesaian   dari   suatu Satuan Pendidikan.






5.     Ujian  Nasional  yang  selanjutnya  disingkat  UN  adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.
6.    Kementerian    adalah    Kementerian    Pendidikan    dan

Kebudayaan.

7.    Menteri adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

8.     Pemerintah  Pusat  adalah  Presiden  Republik  Indonesia yang            memegang    kekuasaan    pemerintahan    negara Republik  Indonesia  yang  dibantu  oleh  Wakil  Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
9.     Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara                        Pemerintahan  Daerah  yang  memimpin pelaksanaan                        urusan    pemerintahan    yang    menjadi kewenangan daerah otonom.


BAB II

PENYELENGGARAAN UJIAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN


Bagian Kesatu

Umum



Pasal 2

(1)    Ujian  yang  diselenggarakan  oleh  Satuan  Pendidikan merupakan                penilaian    hasil    belajar    oleh    Satuan Pendidikan yang bertujuan untuk menilai pencapaian standar     kompetensi    lulusan    untuk    semua    mata pelajaran.
(2)    Ujian  yang  diselenggarakan  oleh  Satuan  Pendidikan sebagaimana                       dimaksud  pada  ayat  (1)  dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.






Bagian Kedua

Peserta Ujian



Pasal 3

Ujian yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diikuti oleh peserta didik pada akhir jenjang.


Pasal 4

Peserta didik pada akhir jenjang yang mengikuti Ujian yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan harus memenuhi persyaratan:
a.     telah  berada  pada  tahun  terakhir  di  masing-masing jenjang atau program paket kesetaraan; dan
b.     memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar seluruh program pembelajaran yang telah ditempuh pada jenjang pendidikan tersebut.


Bagian Ketiga

Bentuk Ujian



Pasal 5

(1)   Bentuk   Ujian   yang   diselenggarakan   oleh   Satuan Pendidikan                     sebagaimana   dimaksud   dalam   Pasal   2 berupa:
a.    portofolio;

b.    penugasan;

c.    tes tertulis; dan/atau

d.    bentuk   kegiatan   lain   yang   ditetapkan   Satuan Pendidikan sesuai dengan kompetensi yang diukur berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
(2)   Bentuk   Ujian   yang   diselenggarakan   oleh   Satuan Pendidikan                     sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1) dilaksanakan pada semester ganjil dan/atau semester genap pada akhir jenjang dengan mempertimbangkan capaian standar kompetensi lulusan.






Bagian Keempat

Kelulusan Peserta Didik



Pasal 6

(1)   Peserta  didik  dinyatakan  lulus  dari  satuan/program pendidikan setelah:
a.    menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b.    memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan

c.    mengikuti Ujian yang diselenggarakan oleh Satuan

Pendidikan.

(2)   Kelulusan  peserta  didik  sebagaimana  dimaksud  pada ayat  (1)  ditetapkan  oleh  satuan/program  pendidikan yang bersangkutan.


Pasal 7

(1)   Penyelesaian       seluruh       program       pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a, untuk peserta didik:
a.     sekolah  dasar/madrasah  ibtidaiyah/sekolah  dasar teologi kristen dan sekolah dasar luar biasa apabila telah  menyelesaikan  pembelajaran   dari  kelas  I sampai kelas VI;
b.     sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah/ sekolah               menengah  pertama  teologi  kristen  dan sekolah menengah pertama luar biasa apabila telah menyelesaikan pembelajaran dari kelas VII sampai dengan kelas IX;
c.     sekolah  menengah  atas/madrasah  aliyah/sekolah menengah teologi kristen/sekolah menengah agama kristen/sekolah menengah agama katolik, sekolah menengah atas luar biasa, dan sekolah menengah kejuruan/madrasah         aliyah  kejuruan  program  3 (tiga)      tahun     apabila     telah     menyelesaikan pembelajaran dari kelas X sampai dengan kelas XII;
d.     sekolah    menengah    kejuruan/madrasah    aliyah kejuruan program 4 (empat) tahun apabila telah menyelesaikan pembelajaran dari kelas X sampai dengan kelas XIII;






e.     sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah/ sekolah               menengah  pertama  teologi  kristen  dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah teologi kristen/sekolah menengah agama kristen/sekolah menengah agama katolik yang menerapkan sistem kredit semester apabila telah menyelesaikan    seluruh    mata    pelajaran    yang dipersyaratkan; atau
f.      program paket A/ula, program paket B/wustha, dan program                paket   C,  apabila   telah   menyelesaikan keseluruhan kompetensi masing-masing program.
(2)   Satuan   Pendidikan   yang   menerapkan   sistem  kredit semester sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e harus    memiliki     izin     dari     Dinas     Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota        atau      Kantor      Wilayah Kementerian Agama Provinsi/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya.


Pasal 8

(1)   Peserta didik yang dinyatakan lulus dari satuan/program pendidikan diberikan ijazah.
(2)   Ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada akhir semester genap pada setiap akhir jenjang.
(3)   Ketentuan mengenai ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat      (1)    dilaksanakan    sesuai    dengan    ketentuan peraturan perundang-undangan.


Pasal 9

Satuan Pendidikan wajib menyampaikan nilai Ujian yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan dan nilai rapor kepada Kementerian melalui data pokok pendidikan untuk kepentingan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan.






BAB III PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL


Bagian Kesatu

Umum



Pasal 10

(1)   UN merupakan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah Pusat    yang   bertujuan   untuk   menilai   pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.
(2)    UN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
(3)    UN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk peserta didik pada sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan termasuk ujian kompetensi keahlian.


Bagian Kedua

Peserta dan Penyelenggara UN



Pasal 11

(1)   UN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) wajib diikuti oleh peserta didik pada akhir jenjang:
a.     sekolah           menengah           pertama/madrasah tsanawiyah/sekolah    menengah   pertama   teologi kristen, program paket B/wustha;
b.     sekolah  menengah  atas/madrasah  aliyah/sekolah menengah agama kristen/sekolah menengah agama katolik/sekolah menengah teologi kristen, program paket C/ulya; dan
c.     sekolah    menengah    kejuruan/madrasah    aliyah kejuruan, program paket C kejuruan.
(2)   Peserta  didik  pada  akhir  jenjang  sekolah  menengah pertama  luar  biasa  dan  sekolah  menengah  atas  luar biasa tidak wajib mengikuti UN.






Pasal 12

(1)   Peserta didik yang berhalangan karena alasan tertentu dapat mengikuti UN susulan.
(2)   Alasan  tertentu  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)

disertai dengan bukti yang sah.

(3)   Untuk     memenuhi     kriteria     pencapaian     standar kompetensi                       lulusan,    peserta    didik    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 berhak mengulang UN.


Pasal 13

(1)   UN  diselenggarakan  oleh  satuan/program  pendidikan yang terakreditasi.
(2)   Penyelenggaraan     UN     bagi     peserta     didik     pada satuan/program pendidikan yang belum terakreditasi diatur dalam Prosedur Operasional Standar (POS) UN.


Pasal 14

(1)   Pelaksanaan UN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) diutamakan melalui ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
(2)   Dalam hal UNBK tidak dapat dilaksanakan, maka UN

dilaksanakan berbasis kertas.



Bagian Ketiga

Bahan UN



Pasal 15

(1)   Kisi-kisi UN merupakan acuan dalam pengembangan dan perakitan naskah soal Ujian yang disusun berdasarkan kriteria pencapaian standar kompetensi lulusan, standar isi, dan kurikulum yang berlaku.
(2)   Kisi-kisi   UN   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)

ditetapkan oleh BSNP.






Pasal 16

(1)   Penggandaan dan distribusi bahan UN berbasis kertas dilakukan oleh Pemerintah Pusat.
(2)   Ketentuan   lebih   lanjut   mengenai   penggandaan   dan pendistribusian bahan UN berbasis kertas sebagaimana dimaksud       pada   ayat   (1)   diatur   oleh   badan   yang melaksanakan        tugas    di    bidang    penelitian    dan pengembangan.


Bagian Keempat

Biaya Penyelenggaraan



Pasal 17

(1)   Biaya  penyelenggaraan  dan  pelaksanaan  UN  menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Satuan Pendidikan.
(2)   Pemerintah   Pusat,   Pemerintah   Daerah,   dan/atau Satuan               Pendidikan  tidak  diperkenankan  memungut biaya            pelaksanaan   UN   dari   peserta   didik,   orang tua/wali, dan/atau pihak yang membiayai peserta didik.


Bagian Kelima

Sertifikat



Pasal 18

(1)   Setiap  peserta  didik  yang  telah  mengikuti  UN  akan mendapatkan sertifikat hasil UN.
(2)   Sertifikat hasil UN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling sedikit berisi:

a.    biodata siswa; dan

b.    nilai UN untuk setiap mata pelajaran yang diujikan.






BAB IV SANKSI


Pasal 19

(1)   Setiap orang, kelompok, dan/atau lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan UN wajib menjaga kerahasiaan dan keamanan.
(2)   Setiap orang, kelompok, dan/atau lembaga yang terbukti melakukan                       pelanggaran     ketentuan     sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN


Pasal 20

Pemerintah    Pusat,    Pemerintah    Daerah,    dan    Satuan

Pendidikan wajib melakukan sosialisasi UN.



Pasal 21

Ketentuan lebih lanjut mengenai Penyelenggaraan UN diatur lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.






BAB VI KETENTUAN PENUTUP


Pasal 22

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 228) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.


Pasal 23

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.






Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.




Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 10 Desember 2019



MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,


ttd.
NADIEM ANWAR MAKARIM Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 10 Desember 2019



DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,


ttd.



WIDODO EKATJAHJANA





BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 1590



Salinan sesuai dengan aslinya. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

ttd.

Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001

 Silahkan unduh di alamat ini: 
https://drive.google.com/file/d/1n5MB4fYC4RH9F12gr9K0ufDPJ-AyupwI/view?usp=sharing

http://gg.gg/Permen_UN_2020

0 Response to "PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2019 tentang Ujian Nasional"

Post a Comment

Iklan Atas

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel