Sifat Zat dan Hubungannya dengan Partikel Penyusun dan Strukturnya
Sifat Zat dan Hubungannya dengan Partikel Penyusun dan Strukturnya
1. Sifat Fisika
Sifat fisika merupakan sifat yang
dapat diamati tanpa mengubah ciri-ciri dan
komposisi suatu zat. Sifat fisika tidak berhubungan dengan pembentukan zat
baru. Beberapa contoh sifat fisika sebagai berikut:
a. Kerapatan (Densitas/Massa Jenis)
Kerapatan adalah massa zat dalam satuan volume tertentu.
Satuan kerapatan adalah kg/m3 atau g/ml. Perbedaan massa jenis
setiap zat disebabkan karena perbedaan massa atom partikel
penyusun zat tersebut.
Misalnya
udara memiliki kerapatan 1,205 kg/m3 sedangkan gas asetilena atau
gas karbit (C2H2) memiliki kerapatan 1,092 kg/m3.
Jika dibandingkan, massa jenis gas asetilena lebih kecil daripada massa jenis udara, hal ini disebabkan karena massa partikel gas asetilena
lebih kecil dari pada massa partikel penyusun udara. Dengan perbedaan massa jenis tersebut, maka gas
asetilena banyak dimanfaatkan untuk mengisi balon, agar balon dapat terbang di
udara.
b. Kekerasan
Kekerasan merupakan ukuran
untuk menentukan keras atau lunaknya suatu zat. Kekerasan diukur dengan skala Mohs, menggunakan alat yang
disebut sklerometer. Semakin
besar skala Mohs suatu zat, semakin keras pula zat tersebut .
c. Elastisitas
Elastisitas merupakan kemampuan suatu benda untuk mempertahankan diri ketika terkena tarikan atau dorongan (gaya) dan mampu untuk kembali ke ukuran serta bentuk awal ketika gaya tersebut dihilangkan.
Baja memiliki kisi-kisi atau pola geometris
susunan atom yang unik dan dapat mengalami perubahan ukuran ketika diberi gaya.
Ketika gaya dihilangkan, pola geometris susunan atom akan kembali ke keadaan
semula. Sifat baja yang seperti ini dimanfaatkan untuk
membuat skok pada sepeda motor maupun mobil.
Setiap zat memiliki elastisitas
tertentu. Zat seperti es batu, kayu, dan gelas memiliki
elastisitas yang rendah sehingga
zat tersebut akan mengalami kerusakan bentuk
ketika diberikan gaya yang besar. Karet memiliki elastisitas yang
lebih tinggi dibandingkan denganelastisitas es
batu, kayu, dan gelas. Pada karet elastisitas disebabkan karena terulurnya rantai polimer ketika diberi gaya. Rantai polimer
karet akan kembali pada posisi dan ukuran semula ketika gaya dihilangkan.
d. Daya Hantar
Daya hantar adalah kemmapuan suatu zat untuk menghantarkan
panas dan listrik.
Bahan yang dapat digunakan sebagai konduktor yaitu bahan yang terbuat
dari zat yang mampu menghantarkan elektron dengan mudah, misalnya besi, tembaga, emas, dan perak.
Sebaliknya, zat yang memiliki kemampuan rendah dalam menghantarkan elektron, seperti kayu dan plastic digunakan
sebagai bahan isolator.
Bahan semi konduktor adalah
bahan yang jika berada pada suhu rendah bersifat
isolator, dan pada suhu
tinggi bersifat sebagai konduktor,
contohnya silicon dan germanium.
Bahan semikonduktor
banyak digunakan sebagai komponen dalam alat elektronik, misalnya Integrated Circuit (IC) atau prosesor computer.
e. Kemagnetan
Kemampuan suatu zat
untuk dapat dipengaruhi oleh medan magnet disebut dengan sifat kemagnetan. Benda-benda
yang dapat ditarik kuat oleh magnet digolongkan dalam kelompok feromagnetik, misalnya besi, baja, kobalt, dan nikel.
Benda-benda yang ditarik lemah oleh magnet digolongkan dlam keompok paramagnetic, misalnya magnesium, molibdenum, dan litium.
Benda-benda yang tidak ditarik oleh magnet termasuk kelompok diamagnetic, misalnya perak, emas, tembaga, dan bismuth.
f. Viskositas (kekentalan)
Viskositas adalah ukuran kekentalan
fluida (zat cair dan gas) yang menyatakan besar kecilnya gesekan di
dalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida, maka semakin sulit suatu
fluida mengalir dan semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida
tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi (gaya tarik
menarik) antara molekul-molekul zat cair. Sementara pada gas,
viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul-molekul gas. Contoh
fluida yang memiliki viskositas tinggi adalah madu dan oli. Air
merupakan contoh zat yang memiliki viskositas rendah.
g. Titik didih
Titik didih adalah suhu yang dicapai suatu zat cair ketika
mendidih yang ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung uap yang dapat kita
lihat secara langsung. Gelembung uap ini timbul karena tekanan di dalam air
sama atau atau lebih besar besar dari pada tekanan udara di luar. Misalnya air,
pada suhu 100°C akan berubah menjadi uap. Ini berarti air memiliki titik didih
sebesar 100°C. Pengetahuan titik didih suatu zat sangatlah penting, misalnya
penggunaan oli sebagai pelumas kendaraan bermotor harus mampu bertahan atau
tidak menguap pada suhu yang sangat tinggi.
h. Titik beku
Tititk beku merupakan suhu pada tekanan tertentu saat zat
cair mulai berubah menjadi padat ketika suhu zat diturunkan. Pengetahuan tentang titik beku suatu zat
sangatlah penting, terutama untuk menentukan zat yang digunakan sebagai pendingin kendaraan bermotor di daerah yang memiliki
suhu di bawah 0°C pada musim dingin seperti di Alaska, suhu saat musim dingin
bisa mencapai -16,3°C.
Zat cair yang memenuhi syarat tersebut adalah
senyawa etilen glikol, propilen
glikol, dan gliserol sebagai pendingin
mesin kendaraan bermotor. Molekul
gliserol mampu membentuk ikatan hydrogen yang kuat dengan molekul air, sehingga
titik beku campuran lebih rendah dari pada titik beku air. Campuran tersebut
mampu mencegah pembentukan Kristal es, meskipun suhu diturunkan hingga mencapai
-37,8°C. Karena itu ketiga zat tersebut dikenal sebagai zat antibeku “antifreeze”
Zat antibeku juga diperlukan oleh makhluk
hidup yang tinggal di daerah yang suhunya sangat rendah agar cairan dalam sel dan
dalam jaringan tubuh tidak
membeku. Zat antibeku pada makhluk hidup misalnya gliserol atau
dimetilsulfoksida pada serangga, trehalosa pada cacing nematode dan rotifer, serta protein antibeku “anti freeze protein (AFP)” pada ikan-ikan yang hidup
di Antartika.
i. Titik Leleh
Titik leleh adalah suhu pada tekanan tertentu saat zat
padat mulai berubah menjadi cair. Pengetahuan tentang
titik lelh suatu zat sangatlah penting, terutama untuk menentukan zat yang digunakan
untuk memasak. Pemilihan aluminium sebagai bahan pembuatan alat untuk memasak dikarenakan
aluminium memiliki titik leleh yang tinggi dibandingkan dengan plastic.
Berikut tabel titik
leleh beberapa logam dan plastik
No |
Zat
atau bahan |
Titik
Leleh (°C) |
1 |
Besi |
1539 |
2 |
Nikel |
1455 |
3 |
Aluminium |
660 |
4 |
Magnesium |
650 |
5 |
Timah |
232 |
6 |
Plastik PVC (Polyvinyl Chloride) |
175 |
7 |
Plastik PP (Polypropylene) |
160 |
8 |
Plastik HDPE (High Density Polyethylene) |
130 |
2. Sifat Kimia
Sifat kimia adalah sifat yang tampak pada suatu zat ketika
zat tersebut mengalami perubahan atau reaksi menjadi
zat lain. Beberapa sifat kimia suatu zat adalah sebagai berikut.
a. Kestabilan
Kestabilan adalah kemampuan suatu zat untuk mempertahankan diri dari perubahan atau dekomposisi di
lingkungan alamiahnya atau ketika terkena udara,
panas, cahaya, tekanan, kondisi alami lain, atau akibat adanya reaksi alami
yang dapat terjadi pada suatu zat tersebut. Kestabilan juga dapat didefinisikan
sebagai mudah tidaknya suatu zat atau bahan rusak.
Stirofoam adalah
sejenis plastik yang mengandung senyawa kimia polistirena. Berdasarkan hasil
berbagai penelitian, senyawa ini diduga memicu munculnya kanker. Selain itu stirofoam
juga sulit terurai jika dibuang di lingkungan, sehingga seringkali menyebabkan
pencemaran lingkungan.
Stirofoam memiliki
kestabilan yang rendah terhadap panas, artinya jika terkena panas yang cukup
tinggi, maka akan rusak. Jika stirofoam digunakan sebagai pembungkus makanan,
senyawa polistirena yang berbahaya akan tercampur ke dalam makanan, yang dapat
memungkinkan terserang berbagai penyakit jika kita terus menerus mengkonsumsi
makanan dalam kemasan stirofoam.
b. Kereaktifan
Reaktivitas merupakan ukuran yang menunjukkan mudah
tidaknya suatu zat bereaksi dengan zat lain. Zat yang memiliki reaktivitas tinggi mudah bereaksi dengan zat
lain. Misalnya karbid mudah bereaksi dengan air menghasilkan gas panas dan gas
asetilena. Gas asetelina ini juga mudah terbakar dan dimanfaatkan dalam proses pengelasan
logam. Reaksi kimia karbid dengan air adalah sebagai
berikut:
CaC2 + 2H2O → C2H2 +
Ca(OH)2
Kalsium karbida air Gas
asetilena Kalsium hidroksida
Zat yang memiliki sifat tidak reaktif tidak mudah bereaksi dengan zat lain. Misalnya aluminium tidak mudah bereaksi dengan air.
Aluminium digunakan sebagai bahan untuk membuat
peralatan untuk memasak, selain memiliki titik didih yang
tinggi dan memiliki stabilitas yang tinggi, aluminium
juga bersifat tidak reaktif.
c. Korosifitas
Korosifitas
merupakan kemampuan suatu zat dalam mengikis logam dan membuat logam cepat berkarat. Senyawa
asam klorida (HCl) yang terkandung di dalam
pembersih lantai memiliki korosifitas yang tinggi sehingga mampu mengikis kotoran, jaringan tumbuhan,
jaringan hewan, jaringan manusia, bahkan mampu mengikis logam dan
membuat logam cepat berkarat.
Asam sulfat (H2SO4) yang digunakan sebagai
cairan elektrolit pada aki juga bersifat korosif yang dapat melukai kulit. Oleh karena itu kita harus berhati-hati
ketika menggunakan senyawa tersebut.
.
0 Response to " Sifat Zat dan Hubungannya dengan Partikel Penyusun dan Strukturnya"
Post a Comment