Zat Adiktif dan Psikotropika - POJOK IPA -->

Pages

Zat Adiktif dan Psikotropika

 Zat Adiktif dan Psikotropika

Pengertian Zat Adiktif

Zat adiktif adalah obat serta bahanbahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus.

Macam-macam Zat Adiktif

1.       Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika

Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari, bahkan kamu juga sering mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung bahan tersebut. Bahan makanan atau minuman yang mengandung zat adiktif yang kamu kenal antara lain pada kopi, teh, dan cokelat.

Bahan yang mengandung zat adiktif nonpsikotropika

a.       Kafein dalam Teh

Teh termasuk ke dalam kelompok bahan yang mengandung zat adiktif, karena mengandung theine dan kafein. Itulah sebabnya sebagian dari kamu menjadi terbiasa mengonsumsi teh setiap hari. Teh aman dan baik untuk dikonsumsi dalam jumlah tidak berlebihan. Teh juga mengandung kafein, teolin, dan teobromin dalam jumlah sedikit.

b.       Kafein dalam Kopi

Kopi adalah minuman yang terbuat dari biji kopi yang telah disangrai dan dihan-curkan menjadi bubuk kopi. Kopi memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi dari teh. Umumnya kopi dikonsumsi orang dengan tujuan agar mereka tidak mengantuk. Kopi dapat membuat orang tidak mengantuk karena kafein dalam kopi dapat mening-katkan respons kewaspadaan pada otak.

Meskipun bahan adiktif dalam kopi tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara berlebi-han, tetapi kopi memiliki manfaat pada beberapa terapi kesehatan. Kopi dapat mencegah penyakit Parkinson, kanker usus, kanker lambung, dan kanker paru-paru. Dalam beberapa kejadian, kopi dapat menjadi obat untuk sakit kepala, tekanan darah rendah, dan obesitas.

c.       Nikotin

Rokok mengandung nikotin dan tar. Nikotin dapat menyebabkan orang menjadi berkeinginan untuk mengulang dan terus menerus merokok. Merokok dapat menyebabkan dampak yang merugikan bagi organ-organ tubuh, baik organ luar maupun organ dalam. Pengaruh pada organ luar dapat berupa perubahan warna gigi dan kulit, sedangkan pen-garuh pada organ dalam dapat memicu kanker paru-paru.

 

2.       Zat adiktif narkotika

Narkotika merupakan zat adiktif yang sangat berbahaya dan penggunaannya dilarang di seluruh dunia. Menurut Undang-Undang yang berlaku, pengertian narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Narkotika dapat dibedakan ke dalam golongan-golongan tertentu.

Bahan-bahan yang termasuk narkotika ada banyak. Bahan-bahan ini, misalnya 

a.    Kokain;

berasal dari tanaman Erythroxylon coca.
Penggunaan kokain dapat menimbulkan halusinasi dan merasa cemas.

b.   Heroin;

merupakan contoh narkotika yang berbentuk butiran/tepung atau cair.
Heroin yang paling banyak dikenal adalah putauw.
Pemakaian heroin bisa menyebabkan: nafsu makan berkurang, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), mata berair, dan muntah-muntah.

c.   Opium (candu);

merupakan jenis narkotika yang berasal dari getah Papover somniverum.
Penyalahgunaan opium bisa mengurangi nafsu makan, dan perubahan fisik serta mental.

d.    Ganja (cannaba)

disebut juga marijuana mengandung zat THC (delta-9-tetrahydrocannabinol), yang menyebabkan pengaruh halusinasi bagi orang yang menghisap ganja.

e.    Amfetamin;

memiliki dampak dari pemakaian amfetamin yang berlebihan antara lain: berat badan menurun dam denyut jantung tak beraturan

 3.       Zat adiktif psikotropika

Psikotropika merupakan zat atau obat baik alamiah maupun sintetis yang bukan merupakan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif, berpengaruh selektif pada saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku seseorang.

Zat psikotropika dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dan perubahan alam perasaan.

Penggunaan psikotropika juga dapat menyebabkan ketergantungan serta berefek merangsang pemakainya. Pemakaian zat psikotropika yang berlebihan dapat menyebabkan kematian. Contoh psikotropika, antara lain

 a. Depresan

merupakan jenis obat psikotropika yang sistem kerjanya menurunkan kinerja saraf pusat. 
Contoh obat jenis depresan antara lain: 
rohypnol, 
magadon, 
valium, 
mandrax (MX),
senyawa barbiturate, 
methakualone benzodiazepin.

b. Halusinogen

merupakan jenis psikotropika yang bekerja dengan menimbulkan perasaan halusinasi.
Contoh obat jenis halusinogen antara lain: 
Lysergic acid dethylamide (LSD), 
dieth-yltryptamine (DMT), 
phencycline (PCP), micraline

c. Stimulan

bekerja meningkatkan kerja sistem saraf pusat.
Adapun jenis-jenis stimulan antara lain: 
amfetamin (ekstasi), 
dextroamfetamin, 
metamfetamin, 
kokain (sabu-sabu), 
phenmetrazin, 
methyl phenidat.

 

4.       Ciri dan Gejala yang Timbul dari Pengguna Narkoba (NAPZA)

a.         Ciri-ciri Pengguna Narkoba (NAPZA):

Bila ditinjau dari segi emosi dan perilaku:

-            Bila ditegur atau dimarahi, dia malah menunjukkan sikap membangkang.
-            Emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar terhadap anggota keluarga atau orang di sekitarnya.
-            Nafsu makan tidak menentu.
-            Sangat sensitif dan cepat bosan, bicara tidak jelas, bila berjalan sempoyongan
-            Malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya.

Bila ditinjau dari segi fisik:

-            berat badan turun drastis;
-            buang air besar dan kecil kurang lancar;
-            Mata terlihat cekung dan merah,
-            muka pucat, serta
-            bibir kehitam-hitaman.

b.        Gejala yang Timbul dari Pemakian Narkoba

1.       Gejala overdosis

Overdosis atau kelebihan dosis terjadi akibat tubuh mengalami keracunan akibat penggunaan obat yang berlebihan.

Adapun ciri-ciri Overdosis antara lain:
-            kesadaran menurun dan frekuensi pernapasan berkurang;
-            tidur mendengkur;
-            kejang-kejang;
-            bibir dan kuku membiru,
-            tubuh dingin, dan kulit lembap.

2.       Gejala sakaw

Gejala sakaw adalah gejala yang timbul karena si pengguna narkoba mengalami putus obat atau berhenti mengonsumsi narkoba.

Adapun gejala sakaw antara lain:
-            bola mata mengecil;
-            hidung dan mata berair;
-            banyak keringat dan mual-mual;
-            ketakutan dan ketegangan;
-            tidak bisa tidur; dan menggigil (demam).

5.       Cara Mencegah dan Menghindari Narkoba serta Cara Penyembuhannya

a.    Cara menghindari penggunaan narkoba

-          Menjalankan perintah agama dengan baik atau meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.
-          Melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang positif.
-          Membiasakan diri meminta nasihat orang tua atau keluarga terdekat apabila menghadapi persoalan dan jangan menyelesaikan permasalahan dengan melakukan tindakan-tindakan yang kurang baik.
-          Menjauhi lingkungan atau pergaulan yang dirasa membawa dampak negatif bagi sikap dan perilaku.
-          Berkomitmen pada diri sendiri untuk tidak pernah mencoba atau bahkan menggunakannya.

b.    Cara penyembuhan korban napza/tahap penyembuhan korban narkoba

-          Tahap analisa tingkat ketergantungan;
        Pada tahap ini dilakukan analisa tingkat ketergantungtan dari seseorang yang menjadi pengguna narkoba. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan tingkat pengobatan dan tingkat pembinaan bagi si korban, sehingga terapi dan metode pengo-batan bisa terukur.
-          Tahap pembersihan racun/detoksifikasi;
        Pada fase ini dilakukan pembersihan darah dan sirkulasi organ-organ tubuh lainnya pada tubuh pencandu narkotika, psikotropika atau zat adiktif lainnya, sehingga darah menjadi bersih dan sistem metabolisme tubuh kembali normal.
-          Tahap deteksi sekunder infeksi;
        Pada tahap ini korban pengguna napza diperiksa dalam labora-torium untuk menjalani tes kesehatan guna mendeteksi penyakit atau kelainan yang menyertai para pecandu narkoba, misalnya: AIDS, TBC, hepatitis, penyakit seks menular, dan penyakit lainnya.
-          Tahap rehabilitasi;
        Dalam tahap ini, korban napza akan mendapatkan pengobatan atau terapi baik dari sisi medis maupun pengobatan/terapi rohani. Baik pengobatan secara medis dan rohani diberikan secara proporsional atau seimbang.
-          Tahap pembinaan mental (Aftercare);
        Dalam tahap ini, korban napza menjalani beberapa pembinaan, di antaranya adalah pembinaan mental spiritualkeimanan, dan ketakwaan, serta kepekaan sosial kemasyarakatan.

 

0 Response to "Zat Adiktif dan Psikotropika"

Post a Comment

Iklan Atas

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel