Laboratorium IPA, Materi Plajaran IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - POJOK IPA -->

Pages

Laboratorium IPA, Materi Plajaran IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka

LABORATORIUM IPA

A.      Alat-alat Laboratorium

Di dalam laboratorium terdapat alat-alat yang digunakan oleh para ilmuwan untuk melakukan eksperimen dan membuat pengamatan dengan tepat dan akurat. Ada banyak alat-alat laboratorium yang akan kita kenal dan gunakan pada bab-bab selanjutnya sepanjang fase D (tingkatan SMP) diantaranya :

1.         mikroskop

mikroskop adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengamati benda yang sangat kecil dan benda yang tidak tampak oleh indra penglihatan secara langsung.

2.         cawan petri

Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel.

3.         cermin

Cermin adalah permukaan yang licin dan dapat menciptakan pantulan bayangan benda dengan sempurna.

4.         lensa

Lensa adalah benda tembus cahaya yang dibatasi oleh dua buah permukaan lengkung atau satu permukaan lengkung dan satu permukaan datar

5.         garpu tala

Garpu tala yaitu alat yang berwujud seperti garpu bergigi dua (atau berwujud huruf Y) dan beresonansi pada frekuensi tertentu bila dihentakkan pada suatu benda

6.         tabung reaksi

Tabung reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau plastik yang dapat menahan perubahan suhu dan tahan terhadap reaksi kimia.

7.         gelas kimia

gelas kimia adalah wadah silinder yang digunakan untuk menyimpan, mencampur, dan memanaskan cairan di laboratorium. Gelas ini sebagian besar terbuat dari kaca atau bahan non-korosif seperti logam dan plastik tahan panas.

8.         pipet tetes

pipet tetes adalah alat kimia yang terbuat dari kaca atau plastik dengan ujung meruncing dan pada bagian pangkalnya terdapat karet yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam skala tetesan kecil.

9.         gelas ukur

Gelas ukur adalah peralatan laboratorium  yang digunakan untuk mengukur volume cairan. Alat ini memiliki bentuk silinder dan setiap garis penanda pada gelas ukur mewakili jumlah cairan yang telah terukur.

10.     magnet

Magnet adalah benda yang memiliki kemampuan menarik benda–benda lain yang ada di sekitarnya

11.     pembakar bunsen

Pembakar Bunsen adalah adalah alat laboratorium yang mampu menghasilkan nyala api gas tunggal yang terbuka, serta banyak dimanfaatkan untuk proses pemanasan / pembakaran, dan sterilisasi di laboratorium.

12.     labu erlenmeyer

Erlenmeyer atau dikenal juga dengan labu erlenmeyer adalah salah satu alat gelas laboratorium yang salah satu fungsinya untuk menjadi wadah dari bahan kimia cair. Gelas ini juga sering digunakan untuk proses titrasi untuk menampung larutan yang akan digunakan. Selain itu, erlenmeyer juga dapat dimaksimalkan untuk tempat pembiakan mikroba. 

13.     spatula

Spatula atau sudip adalah alat untuk mengambil objek. Spatula yang sering digunakan di laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan bertangkai.

14.     Cawan penguapan

Cawan penguap adalah alat laboratorium yang terbuat dari bahan porselen yang tebal digunakan untuk melakukan pemanasan atau penguapan suatu bahan yang tidak mudah menguap.

15.     Corong gelas

Corong gelas ini berbentuk seperti kerucut dengan bagian panjang di bawahnya. Terdapat dua lubang pada alat ini. Lubang yang atas berukuran besar sebagai tempat masuknya larutan, sedangkan lubang yang kecil untuk menghasilkan larutan yang akan ditampung. Perlu diketahui, alat corong gelas berfungsi untuk memindahkan larutan yang memiliki ukuran kecil. Selain itu, bisa juga untuk membantu proses penyaringan hasil ekstraksi simplisia. Dengan cara memasukkan kertas saring diantara lubang besar corong, kemudian tuang sampel hingga mendapatkan larutan yang diinginkan.

B.       Keselamatan Kerja

Kegiatan praktikum di laboratorium merupakan kegiatan yang penuh resiko dan berbahaya, sehingga dalam bekerja di laboratorium wajib melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja laboratorium. Sebelum melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, kita harus mengenali semua keadaan berbahaya, kemudian mengambil tindakan untuk keselamatan kerja yang berkaitan dengannya. Pekerjaan merancang praktikum yang selamat dari bahaya kecelakan ataupun bahaya lain yang mungkin timbul harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah melaksanakan kaegiatan praktikum. Ruang laboratorium perlu dilengkapi dengan peralatan keselamatan dan perlengkapan pribadi yang harus dipakai dalam kerja di laboratorium seperti jas praktikum, pelindung mata, dan sarung tangan. Untuk menjaga keselamatan kerja kita juga perlu mengetahui simbol-simbol keselamatan kerja sperti :

1.      Mudah meledak (explosive)

Bahan kimia yang memiliki symbol seperti gambar tersebut memiliki sifat mudah meledak atau bahan kimia yang dapat memicu ledakan. Ledakan yang ditimbulkan dapat disebabkan karena guncangan, suhu, benturan, percikan api, dan reaksi kimia.

Contoh zat-zat kimia yang mudah meledak adalah zat kimia yang mengandung bahan nuklir seperti

TNT (Trinitrotoluena),

bubuk mesiu,

aziroazide azide,

amonium nitrat,

nitroselulosa, dan

bahan-bahan kimia lainnya yang digunakan sebagai peledak.

2.      Mudah terbakar (flammable)

Bahan kimia yang memiliki symbol seperti gambar tersebut memiliki sifat mudah terbakar. Bahan kimia yang mudah terbakar seperti

acetone,

butano,

etanol,

alkohol,

metanol,

propanol.

Bahan kimia yang mudah terbakar biasanya dapat juga menyebabkan ledakan. Bahan kimia yang mudah terbakar sebaiknya disimpan dalam wadah yang aman dan tidak mudah terkontaminasi dengan panas atau api.

3.      Mudah teroksidasi (oxidizing)

Bahan kimia yang memiliki symbol seperti gambar tersebut memiliki sifat mudah menguap atau mudah teroksidasi dan dapat menimbulkan ledakan. Oksidasi dapat terjadi akibat reaksi kimia yang terjadi pada saat zat kimia tersebut bersinggungan langsung dengan udara, panas, percikan api, atau senyawa kimia lainnya.

Beberapa bahan kimia yang mudah teroksidasi seperti

hidrogen peroksida,

kalium perklorat,

sodium perklorat.

Jika kita menjumpai bahan kimia yang memiliki label sperti gambar tersebut sebaiknya kita simpan di tempat yang aman dan terhindar dari suhu panas.

4.      Zat kimia beracun (toxic)

Zat kimia beracun dapat diartikan seluruh bahan atau zat kimia yang dapat menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan dan tubuh organisme yang melakukan kontak dengan zat tersebut. Bahan kimia yang beracun berbahaya bagi kesehatan manusia jika terhirup, tertelan, atau diserap oleh kulit. Bahan kimia beracun seperti

merkuri klorida,

arsen triklorida,

asap kendaraan,

detergen,

cairan pembersih

5.      Korosif (corrosive)

Bahan kimia yang bersifat korosif dapat merusak jaringan hidup biologis. Selain itu, sifat korosif juga bisa merusak benda-benda mati seperti besi atau logam lainnya. Zat kimia dengan simbol seperti ini bisa sangat berbahaya jika terkena bagian tubuh manusia, hewan, dan tanaman.

Beberapa zat kimia yang bersifat korosif diantaranya

Asam Oksida,

Klorin,

Natrium Hidroksida

Asam Sulfat

Formic Acid.

6.      Zat berbahaya bagi lingkungan (dangeorus for enviromental)

Bahan kimia yang memiliki lambang seperti pada gambar tersebut berbahaya bagi lingkungan dan akan merusak habitat tertentu. Beberapa contoh dari zat-zat kimia ini, di antaranya

petroleum bensin,

timah klorida,

tetraklorometana

Itu sebabnya, zat kimia yang tidak dapat diurai di alam biasanya harus diolah atau didaur ulang menjadi senyawa yang bersifat netral

7.      Zat kimia yang dapat menimbulkan iritasi (harmful irritant)

bahan yang dapat menyebabkan inflamasi apabila kontak langsung dengan selaput lendir atau kulit. Meskipun dapat menyebabkan inflamasi tetapi bahan kimia ini tidak bersifat korosif. Efek yang ditimbulkan seperti gatal-gatal hingga luka bakar kecil pada kulit. Beberapa zat kimia yang termasuk dalam golongan ini adalah

Kalsium Klorida

Natrium Hidroksida

Toluena

Isobutanol

Isopropilamina

Selain mengetahui lambing-lambang tersebut, kita juga perlu mengetahui contoh kecelakaan yang sering terjadi di laboratorium, diantaranya :

1)      Luka bakar

2)      Luka karena benda tajam atau benda tumpul

3)      Cedera pada mata, seperti :

kelilipan (benda kecil masuk mata)

luka di mata

luka kelopak mata

tersiram bahan kimia

4)      Keracunan

Untuk menghindari kecelakaan tersebut kita perlu memperhatikan peraturan-peraturan yang diterapkan di dalam laboratorium.

C.       Metode Ilmiah

Dalam melakukan penelitian ilmiah, seorang peneliti menggunakan metode yang mempunyai prosedur tertentu supaya dapat memenuhi kriteria ilmiah. Metode penelitian adalah proses berfikir sistematis dan kritis, berupa penalaran, logikan, serta argument yang kuat dan benar dengan aturan tertentu untuk memecahkan masalah. Kebenaran ilmiah : hasil penalaran, logika, tradisi dan otoritas ilmu dapat diterima bila telah diuji kebenarannya dengan observasi sitematis atau eksperimentasi. Metode ilmiah menggunakan perumusan hipotesis, uji hipotesis serta logika deduktif-induktif untuk menarik kesimpulan.

Tahapan-tahapan dalam metode ilmiah tersebut dilakukan secara berurutan, yaitu :

1)      melakukan pengamatan atau observasi

2)      membuat hipotesis dan mengidentivikasi variable

3)      membuat rancangan percobaan

4)      melakukan eksperimen atau percobaan

5)      mengumpulkan dan menyajikan data

6)      menarik kesimpulan

1.         Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka amati selama penelitian.

2.         Membuat hipotesis

Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.

3.         Merancang Percobaan

Perancangan percobaan adalah suatu rancangan yang dibuat untuk mendapatkan informasi yang diperlukan yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diselidiki, merupakan Langkah-langkah lengkap sebelum percobaan dilakukan sehingga akan membawa penelitian kepada analisis dan kesimpulan yang objektif.

4.         Experimen atau Percobaan

Perfobaan atau eksperimen adalah suatu set tindakan dan pengamatan yang dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala. Dalam penelitian ini, sebab dari suatu gejala akan diuji untuk mengetahui apakah sebab (variable bebas) tersebut memengaruhi akibat (variable terikat). Penelitian ini banyak digunakan untuk memperoleh pengetahuan dalam bidang ilmu alam dan psikologi sosial.

5.         Mengumpulkan Data

Teknik pengumpulan data adalah sebuah metode yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk dapat mengumpulkan data dan informasi yang nantinya akan berguna sebagai fakta pendukung dalam memaparkan penelitiannya.

6.         Menarik Kesimpulan

Kesimpulan dalam sebuah penelitian sangat dibutuhkan sebagai bentuk ringkasan mengenai hasil dari penelitian. Bagian ini menjadi bagian yang paling singkat dalam sebuah penelitian, namun meninggalkan kesan yang baik baik pembaca dikarenakan bagian kesimpulan menjadi bagian yang paling diingat dari suatu penelitian.

D.    Latihan Soal

1.       

0 Response to "Laboratorium IPA, Materi Plajaran IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka"

Post a Comment

Iklan Atas

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel